Dosis:
Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan penderita (individual).
Dewasa:
Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari.
Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan
maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila
setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya
ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg
setiap
hari.
Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua
minggu. Maksimum dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak boleh
lebih dari 450 mg.
Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik
dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara
ketat. Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu
dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita.
Peringatan dan Perhatian:
Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum terbukti, bila terjadi
kehamilan selama pemakaian obat ini, maka pemberian obat harus
dihentikan dengan segera.
Harus diberikan dengan hati-hati pada wanita menyusui, pemberian ASI
perlu dihentikan karena ditemukan kadar dalam ASI lebih tinggi daripada
kadar dalam darah ibu.
Pemberian pada anak-anak masih belum diketahui keamanannya, sehingga
obat ini hanya diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif.
Pemakaian pada lanjut usia harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek hipotensif.
Hati-hati pemberian pada penderita penyakit ginjal.
Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala-gejala angiodema seperti
bengkak mulut, mata, bibir, lidah, laring juga sukar menelan, sukar
bernafas dan serak.
Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen potassium, potassium sparing diuretic dan garam-garam polassium.
Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan
gangguan/kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat
menyebabkan kematian fetus atau neonatus.
Pada kehamilan trimester ll dan lll dapat menimbulkan gangguan antara
lain: hipotensi, hipoplasiatengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversible atau irreversible dan kematian.
Juga dapat terjadi oligohidramnios, deformasi kraniofasial, perkembangan
paru hipoplasi, kelahiran prematur, perkembangan retardasi-intrauteri,
paten duktus arteriosus.
Bayi dengan riwayat di mana selama di dalam kandungan ibunya mendapat
pengobatan penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang
kemungkinan terjadinya hipotensi, oligouria dan hiperkalemia.