MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FISIK BAGIAN ABDOMEN PADA BAYI DAN BALITA

2.2 Pemeriksaan Abdomen Pada Bayi
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
A.    Prinsip Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir
1.      Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
2.      Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
3.      Pastikan pencahayaan baik
4.      Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
5.      Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

B.     Peralatan Dan Perlengkapan
1.      Kapas
2.      Senter
3.      Termometer
4.      Stetoskop
5.      selimut bayi
6.      bengkok
7.      timbangan bayi
8.      pita ukur/metlin
9.      pengukur panjang badan

C.     Prosedur
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
2.      Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal.
3.      Susun alat secara ergonomis
4.      Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
5.      Memakai sarung tangan
6.      Letakkan bayi pada tempat yang rata

D.    Penilaian Hasil Pemeriksaan Abdomen
1.      Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
2.      Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
3.      Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
4.      Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten


2.3 Pemeriksaan Abdomen Pada Balita
Pemeriksaan fisik merupakan cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih) tidak dapat menggantikan kedudukan pemeriksaan fisik, Urutan proses pemeriksaan tetap diawali anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil pemeriksaan fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD.
A.    Pemeriksaan fisik bagian abdomen pada balita meliputi:
a)      Inspeksi
·         Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis
·         Distensi abdomen simetris / tidak simetris
·         Umbilikus
b)      Auskultasi
·         Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 - 30 detik
·         Frekuensi Pada Diare atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis
·         Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif
c)      Perkusi
·         Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa
·         Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara
·         Asites ditentukan dengan :
ü  Shifting Dulness
ü  Undulasi
ü  Batas daerah pekak - timpani
d)     Palpasi
·         Bagian terpenting pada abdomen
·         Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak
·         Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis

B.     Kelainan atau penyakit yang terjadi pada bagian abdomen :
1.      Hati
Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae.
2.      Limpa
Splenomegali diukur dengan cara Schuffner yaitu dengan menarik garis dari arcus costae - pusat - lipat paha sampai pusat S IV dan sampai lipat paha S VIII.
3.      Massa Intra abdominal
Tumor, Skibala, Hernia