1. Pemeriksaan fisik bayi
Persiapan alat dan bahan :
a. Kapas
b. Senter
c. Thermometer
d. Stetoskop
e. Flannel/ selimut
f. Bengkok
g. Timbangan bayi
h. Pita meter (metlyn)
i. Pengukuran panjang badan
j. Sarung tangan
k. Buku catatan
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Bayi
sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi
tidak mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah
yang diperiksa.
b. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat dulu.
c. Pemeriksaan yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan refleks dilakukan pada tahab akhir .
d. Bicara lembut, pegang tangan bayi diatas dadanya atau lainnya.
2. Penilaian Apgar Score
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas,
kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit .
3. Pengukuran Antropometri
Cara:
a. Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada.
b. Lakukan penilaian hasil pengukuran :
i. Berat badan bayi baru lahir normalnya 2500 sampai 4000gr
ii. Panjang badan normalnya 45-50cm
iii. Lingkar kepala normalnya 33-35cm
iv. Lingkar
dada normalnya 30-33 cm, apabila diameter kepala lebih besar 3cm dari
lingkar dada maka bayi mengalami hidrocepalus dan apabila kurang dari
3cm maka bayi disebut microsepalus.
4. Pemeriksaan Kepala
Cara :
a. Lakukan inspeksi daerah kepala
b. Lakukan penilaian pada bagian kepala, diantaranya :
i. Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetris atau tidak
ii. Ada
tidaknya caput suksedanum, yaitu edema dikepala, lunak dan tidak
berfluktuasi, batasnya tegas dan menyeberangi sutura dan akan hilang
dalam beberapa hari.
iii. Ada
tidaknya cephal hematome, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak
tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput. Akan hilang dalam
waktu 2-6 bulan.
iv. Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan diluar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas.
v. Adanya
fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel
posterior akan menutup setelah 2 bulan sedangkan fontanel anterior
menutup pada usia 12-18 bulan.
5. Pemeriksaan Mata
Cara :
a. Lakukan inspeksi daerah mata
b. Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti :
i. Strabismus, dengan cara menggoyangkan kepala secara pelan-pelan sehingga mata bayi akan terbuka
ii. Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya kurang
iii. Slindrom down, ditemukan epicanthus melebar
iv. Glukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea
v. Katarak congenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.
6. Pemeriksaan Telinga
Cara
pemeriksaan pada telinga adalah dengan membunyikan bel atau
suara,apabila terjadi reflek maka pendengarrannya baik,kemudian
apabila tidak terjadi reflek maka kemungkinan akan terjadi gangguan
pendengaran.
7. Pemeriksaan Hidung
Cara:
a. pernafasan,apabila
bayi bernafas melalui mulut maka kemumgkinan bayi mengalami obstuksi
jalan nafas karena adanya antresiakona bilateral,frakltur tulang
hidung,atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.sedangkan
pernafasan cuping hidung akan menunjukan gangguan pada paru.
b. Amati
mukosa lubang hidung, apabila terdapat secret mukopurulen dan berdarah
perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenitial dan kemungkinan
lain.
8. Pemeriksaan mulut
Cara:
a. Lakukan inpeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut
b. Amati warna, kemampuan reflek menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan congenital
c. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi biasanya disebut dengan monilea albicans
d. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen